Stoikiometri dan
Persamaan Reaksi Kimia
Persamaan Reaksi Kimia
Salah satu aspek penting dari reaksi kimia adalah
hubungan kuantitatif antara
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai
hasil reaksi. Stoikiometri (stoi-kee-ah-met-tree) merupakan bidang dalam
ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat
dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun
sebagai hasil reaksi.
Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu
rumus kimia, misalnya perbandingan atom H dan atom O dalam molekul H2O.
Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang
artinya unsur dan metron yang berarti mengukur. Seorang ahli
Kimia Perancis, Jeremias Benjamin Richter (1762-1807) adalah orang yang
pertama kali meletakkan prinsip-prinsip dasar stoikiometri. Menurutnya
stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif atau
pengukuran perbandingan antar unsur kimia yang satu dengan yang
lain ?
Mengapa kita harus mempelajari stoikiometri?
Salah satu alasannya, karena mempelajari ilmu kimia tidak dapat dipisahkan dari melakukan percobaan di laboratorium. Adakalanya di laboratorium kita harus mereaksikan sejumlah gram zat A untuk menghasilkan sejumlah gram zat B. Pertanyaan yang sering muncul adalah jika kita memiliki sejumlah gram zat A, berapa gramkah zat B yang akan dihasilkan? Untuk menjawab pertanyaan itu kita memerlukan stoikiometri.
Mengapa kita harus mempelajari stoikiometri?
Salah satu alasannya, karena mempelajari ilmu kimia tidak dapat dipisahkan dari melakukan percobaan di laboratorium. Adakalanya di laboratorium kita harus mereaksikan sejumlah gram zat A untuk menghasilkan sejumlah gram zat B. Pertanyaan yang sering muncul adalah jika kita memiliki sejumlah gram zat A, berapa gramkah zat B yang akan dihasilkan? Untuk menjawab pertanyaan itu kita memerlukan stoikiometri.
Stoikiometri erat kaitannya dengan perhitungan kimia.
Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-asas
stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol. Pada
pembelajaran ini kita akan mempelajari terlebih dahulu mengenai asas-asas
stoikiometri, kemudian setelah itu kita akan mempelajari aplikasi stoikiometri
pada perhitungan kimia beserta contoh soal dan cara menyelesaikannya.
1.1 Konsep Mol
Bilangan Avogadro
1 lusin = 12 buah
1 mol = partikel
1.2 Pengukuran Mol Atom-Atom
Dalam suatu reaksi kimia, atom-atom atau molekul akan
bergabung dalam perbandingan angka yang bulat. Telah dijelaskan bahwa satu mol
terdiri dari 6,022 x 1023 partikel. Angka ini tidaklah dipilih
secara sembarangan, melainkan merupakan jumlah atom dalam suatu sampel dari
tiap elemen yang mempunyai massa dalam gram yang jumlah angkanya sama dengan
massa atom elemen tersebut ,misalnya massa atom dari karbonadalah 12,011, maka
1mol atom karbon mempunyai massa 12,011 .
Demikian juga massa atom dari oksigen adalah 15,9994,
jadi 1 mol atom oksigen mempunyai massa 15,9994 (Lihat Gambar 2.2)
mol C = 12,011 C
1 mol O = 15,9994 O
Maka keseimbanganlah yang menjadi alat kita untuk
mengukur mol. Untuk mendapat satu mol dari tiap elemen, yang kita perlukan
adalah melihat massa atom dari elemen tersebut. Angka yang didapat adalah
jumlah dari gram elemen tersebut yang harus kita ambil untuk mendapatkan 1 mol
elemen tersebut.
Pengubahan antara gram dan mol adalah penghitungan
rutin yang harus dipelajari secara cepat. Beberapa contoh perhitungan ini
bersama dengan pemakaian mil dalam perhitungan kimia akan
ditunjukkan dalam soal-soal berikut.
Contoh Soal Berapa mol Silikon (Si) yang
terdapat dalam 30,5 gram Si?Silikon adalah suatu elemen yang dipakai untuk
pembuatan transistor.
Solusi
Persoalan kita adalah mengubah satuan gram dari Si ke
mol Si, yaitu 30,5 Si =? Mol Si. Diketahui dari daftar massa atom bahwa
1 mol Si = 28,1 Si
Untuk mengubah g Si ke mol, kita hrus mengkalikan 30,5
Si dengan satuan faktor yang mengandung satuan “g Si” pada
penyebutnya, yaitu:
Maka,
30,5 g Si x = 1,09 mol Si
Sehingga 30,5 gr Si = 1,09 mol Si
1.3 Pengukuran Mol dari Senyawa
Seperti pada elemen, secara tak langsung persamaan
diatas juga dapat dipakai untuk menghitung mol dari senyawa. Jalan yang
termudah adalah dengan menambahkan semua massa atom yang ada dalam elemen. Bila
zat terdiri dari molekul-molekul (misalnya CO , H O atau NH ), maka jumlah dari
massa atom disebut massa molekul atau Berat molekul. Kedua
istilah ini dipakai berganti-ganti). Sehingga massa molekul dari CO
adalah:
C 1×12,0 u = 12,0 u
2O 2×16,0 u = 32,0 u
CO total = 44,0 u
Demikian juga massa molekul dari H O = 18,0 u dan dari
NH3 = 17,0 u. Berat dari 1 mole zat didapat hanya dengan menuliskan massa
molekulnya dengan satuan gram. Jadi,
1 mol CO = 44,0 g
1 mol H O = 18,0 g
1 mol NH = 17,0 g
Gambar 2.3 mnunjukkan 1 mol sempel dari berbagai macam
senyawa.
Dalam Bab-bab yang akan datang, akan ditemukan bnyak
senyawa yang tak mengandung molekul yang jelas. Kita akan menemukan bahwa bila
suatu atom bereaksi, acap kali ia akan mendapat atau kehilangan partikel yang
bermuatan negatif yang disebut elektron. Natrium dan klor akan bereaksi
secara ini. Bila natrium klorida, NaC1, terbentuk dari elemennya, tiap atom Na
akan kehilangan satu elektron, sedangkan tiap atom klor akan mendapat elektron.
Pada mulanya unsur Na dan C1 bermuatan atom listrik netral, tetapi pada saat
pembentukan NaC1, atom-atom ini akan mendapat muatan. Ini akan ditulis
sebagai Na (positif karena Na kehilangan satu muatan elektron negatif)
dan C1 (negatif karena C1 mendapat satu elektron). Atom atau kumpulan
ataom yang mendapat muatan listrik disebut ion. Kerana NaC1 padat
terdiri dari Na dan C1 , dikatakan adalah senyawa ion.
Seluruh topik ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam
Bab-bab berikutnya. Untuk sekarang hanya perlu diketahuai bahwa senyawa ion tak
mengandung molekul. Rumusnya hanya menyatakan perbandingan dari
berbagai atom dalam senyawa. Dalam NaC1, perbandingan ataomnya adalah 1:1. Pada
senyawa CaC1 , perbandingan dari atom Ca dan C1 adalah 1:2 ( tenang saja, saat
ini anda tidak diminta untuk mengetahui bahwa CaC1 itu adalah senyawa
ion). Dari pada menggunakan istilah molekul NaC1 atau CaC1 , lebih baik digunakan
istilah satuan rumus untuk membedakan dua ion pada NaC1 (Na
dan C1 ) atau tiga ion pada CaC1 .
Untuk senyawa ion, jumlah massa atom dari
elemen-elemen yang ada dalam rumus dikenal sebagai massa rumus atau Berat
Rumus. untuk NaC1 ini 22,99 – 35,44 = 58,44. satu mol NaC1 (6,022 x 10
satuan rumus dari NaC1) mengandung 58,44 g NaC1. tentu saja
penggunaan istilah massa rumus tak hanya untuk senyawa ion. Dapat juga
digunakan untuk senyawa molekuler, dalam hal ini istilah massaformila dan massa
molekul mempunyai arti yang sama.
Contoh Soal natrium karbonat, Na CO
adalah suatu zat kimia yang pentingdalam industri pembuatan gelas.
(a). Berapa gram berat 0,250 mol Na CO
(b). Berapa mol Na CO terdapat dalam 132 g Na CO
Solusi
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita memerlukan massa
formula dari Na CO . kita kita menghitungnya dari massa atom elemen-elemennya.
2
Na
2×23.0 = 46.0 u
1
C
1×12.0 = 12.0 u
3 O
3x16.0 = 48.0 u
Total
106.0 u
Massa rumus adalah 106,0 u; maka:
1 mol Na CO = 106,0 g Na CO
Ini dapat digunakan untuk membuat faktor konversi
hubungan gram dan mol dari Na CO yang kita perlukan untuk menjawab
pertanyaan diatas.
(a) Untuk mengubah 0,250 mol Na CO
ke gram, kita buat satuan yang dapat dihilangkan.
0,250 mol Na CO x
(b) Sekali lagi, kita buat satuan
dihilangkan.
132 g Na CO x
1.4 Komposisi Persen
Suatu cara pengiraan yang sederhana, tetapi sangat
berguna dan sering dipakai adalah perhitungan komposisi persen dari suatu
senyawa yaitu persentase dari massa total (disebut juga persen berat) yang
diberikan oleh tiap elemen. Cara penentuan komposisi persen ini dijelaskan pada
contnh berikut
Contoh soal
Berapa komposisi persen dari kloroform CHCl3, suatu
zat yang pernah dipakai sebagai zat anestesi.
Solusi
1.5 Rumus Empiris dan Molekul
Angka-angka dalam rumus empiris menyatakan
perbandingan atom dalam suatu senyawa, misalnya CH2 perbandingan
atom C : H adalah 1:2 dan seperti telah dipelajari perbandingan atom sama
dengan mol. Untuk menghitung rumus empiris, kita harus mengetahui massa dari
setiap unsur dalam senyawa yang diberikan.
Contoh soal
Suatu sampel dari gas yang berwarna cokelat yang
merupakan polutan utama udara ternyata mengandung 2,34 g N dan 5,34 g O.
Bagaimana rumus paling sederhana dari senyawa ini?
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
2.1 Reaksi Kimia dan Persamaan Reaksi
Langkah-langkah menyetarakan persamaan reaksi kimia:
Langkah 1:
Tulis persamaan reaksi tak seimbang, perhatikan rumus
molekulnya yang benar.
Langkah 2:
Persamaan reaksi dibuat seimbang dengan cara
menyesuaikan koefisien yang dijumpai pada rumus bangun pereaksi dan hasil
reaksi, sehingga diperoleh jumlah setiap macam atom sama pada kedua sisi anak
panah.
Contoh soal:
Larutan asam klorida (HCl) ditambahkan ke dalam
larutan Na2CO3 hsil reaksinya adalah natrium klorida (NaCl), gas karbon
dioksida
Langkah 1
Tuliskan persamaan reaksi yang belum setara dengan
cara menuliskan rumus molekul pereaksi dan hasil reaksi yang benar.
Langkah 2
Tempatkan koefisien di depan rumus molekul agar
reaksinya seimbang. Kita mulai dengan Na2CO3. Dalam rumus
molekul hanya ada dua atom Na, untuk membuat seimbang kita tempatkan koefisien
2 di depan NaCl. Dengan demikian diperoleh:
Meskipun jumlah Na sudah seimbang, tetapi Cl belum
seimbang, hal ini dapat diperbaiki dengan cara menempatkan koefisien 2 di depan
HCl. Ternyata penempatan angka ini menyebabkan hidrogen juga menjadi seimbang.
Perhatikan bahwa tindakan ini juga menyeimbangkan
hidrogen dan perhitungan dengan cepat tiap unsur menunjukkan bahwa persamaan
tersebut sekarang telah seimbang.
2.2 Perhitungan Berdasarkan Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi dapat diartikan bermacam-macam.
Sebagai contoh kita ambil pembakaran etanol, C2H5OH.
Pada tingkat molekul yang submikroskopik, kita dapat
memandang sebagai reaksi antara molekul-molekul individu.
1 molekul C2H5OH + 3 molekul O2
→ 2 molekul CO2 + 3 molekul H2O.
Kita bisa menuliskan persamaan reaksi di atas sbb:
2 molekul C2H5OH + 6 molekul O2
→ 4 molekul CO2 + 6 molekul H2O.
Asalkan perbandingan koefisiennya tetap yaitu 1:3:2:3.
Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya bahwa 1
mol terdiri atas 6,022 x 1023 molekul. Sehingga kita dapat juga
menuliskan persamaan reaksi tersebut dalam satuan mol sbb:
1 mol C2H5OH + 3 mol O2
→ 2 mol CO2 + 3 mol H2O.
1 mol C2H5OH = 3 mol O2
1 mol C2H5OH = 2 mol O2
1 mol C2H5OH = 3 mol O2
3 mol O2 = 2 mol CO2
3 mol O2 = 3 mol H2O
2 mol CO2 = 3 mol H2O
Contoh soal:
Berapa jumlah molekul oksigen yang dibutuhkan untuk
pembakaran 1,80 mol C2H5OH. Persamaan reaksi yang terjadi
adalah sbb:
Solusi
Koefisien dari persamaan reaksi ini memperlihatkan hubungan:
Mol O2 = 3 x mol C2H5OH
= 3 x 1,80 = 5,40 mol.
Contoh soal
Reaksi aluminium dengan oksigen sbb:
Berapa jumlah gram O2 yang dibutuhkan untuk
dapat bereaksi dengan 0,300 mol Al?
Solusi
Mol O2 = 3/4 mol Al
Mol O2 = 3/2 0,3 mol = 0,225
Massa O2 = mol O2 x Mr O2
= 0,225 x 32 =7,2 gram.
2.3 Perhitungan Pereaksi Pembatas
Jika kita mereaksikan senyawa kimia, biasanya kita
tidak memperhatikan berapa jumlah reagen yang tepat supaya tidak terjadi
kelebihan reagen-reagen tersebut. Seringkali terjadi satu atau lebih reagen
berlebih dan dan bila hal ini terjadi maka suatu reagen sudah habis digunakan
sebelum yang lainnya habis. Sebagai contoh, 5 mol H2 dan 1 mol O2
dicampur dan terjadi reaksi dengan persaman reaksinya.
Koefisien reaksi itu menyatakan bahwa dalam persamaan
tersebut 1 mol O2 akan mampu bereaksi seluruhnya karena kita mempunyai lebih
dari 2 mol H2 yang diperlukan. Dengan kata lain, terdapat lebih dari cukup H2
untuk bereaksi sempurna dengan semua O2. Pada akhir reaksi kita akan memperoleh
sisa H2 yang tidak bereaksi sebersar 3 mol.
Dalam contoh ini O2 diacu sebagai pereaksi pembatas karena
bila habis tidak ada reaksi lebih lanjut yang dapat terjadi dan tidak ada lagi
produk (H2O) yang dapat terbentuk.
Contoh soal
Seng dan belerang direaksikan membentuk seng sulfida,
suatu zat yang digunakan untuk melapisi permukaan bagian dalam tube monitor TV.
Persamaan reaksinya adalah:
Dalam percobaan 12 g Zn dicampur dengan 6,5 g S dan
dibiarkan bereaksi:
a. reaktan mana yang menjadi pereaksi pembatas?
b. Berapa gram ZnS yang terbentuk, berdasarkan
pereaksi pembatas yang ada dalam campuran.
c. Berapa gram sisa pereaksi yang lain, yang akan
tetap tidak bereaksi dalam eksperimen ini?
Solusi
a. mol Zn =
mol S = =0,202 mol
untuk menentukan mana yang menjadi pereaksi pembatas,
kita bagi reaktan dengan koefisiennya masing-masing. Harga yang paling kecil
akan menjadi pereaksi pembatas.
Mol Zn/koefisen = 0,183/1=0,183
Mol S/koefisien = 0,202/1=0,202
Dapat kita simpulkan bahwa Zn yang menjadi pereaksi
pembatas.
b. mol Zn S= mol Zn =0,183mol.
massa ZnS = 0,183 x 97,5 g = 17,8 g.
c. mol sisa S = 0,202 -0,183 = 0,019 mol
massa S = 0,019 x 32,1 = 0,61 g
Contoh soal
Etilena, C2H4, terbakar di udara
membentuk CO2 dan H2O menurut persamaan reaksi:
Berapa gram CO2 yang terbentuk jika
campuran ini mengandung 1,93 g C2H4 dan 5,92 g O2
yang terbakar.
Solusi
Mol C2H4 = 1,93/28 = 0,0689 mol
Mol O2 = 5,92/32 = 0,185 mol
Mol C2H4/ koefisien = 0,0689/1 =
0,0689
Mol O2/koefisien = 0,185/3 = 0,0617 mol
Mol O2/koefisien < Mol C2H4/
koefisien
Pereaksi pembatas adalah O2. Mol CO2
=2/3 x mol O2 =2/3 x 0,185 mol = 0,1233 mol
Massa CO2 = 0,1233 x 44 = 5,43 g.
2.4 Reaksi dalam Larutan
Konsentrasi Molar
Sering dibutuhkan penentuan konsentrasi suatu larutan
secara kuantitatif. Ada beberapa cara yang untuk memperoleh konsentrasi larutan
secara kuantitatis. Suatu istilah yang sangat berguna dan berkaitan dengan
stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi molar atau
molaritas dengan simbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut
(solut) dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
Molaritas (M) =
Larutan yang mengandung 1 mol NaCl dalam 1 L larutan mempunyai molaritas 1 mol
NaCl/(L larutan) atau 1 M dan disebut 1 molar larutan.
Contoh soal
2,00 g natrium hidroksida, NaOH, dilarutkan dalam air
dan membentuk larutan dengan volume 200 ml. Berapa molaritas NaOH dalam
larutan?
Solusi
Mol NaOH = 2/40 = 0,05 mol
V = 200 ml = 0,2 l
M = 0,05/0,2 = 0,250 M NaOH
2.5 Pengenceran
Dalam pekerjaan sehari-hari di laboratorium, biasanya
kita menggunakan larutan yang lebih rendah konsentrasinya dengan cara
menambahkan pelarutnya, misalnya banyak laboratorium kimia membeli larutan
senyawa kimia dalam konsentrasi yang pekat. Biasanya senyawa kimia yang dibeli
ini demikian pekatnya, sehingga larutan ini harus diencerkan. Proses
pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Proses pengenceran
dapat dirumuskan secara singkat sbb:
Contoh soal
Berapa mililiter H2SO4 pekat
(18,0 M) yang dibutuhkan untuk membuat 750 ml larutan larutan H2SO4
3,00 M.
Solusi
Contoh soal
Berapa banyak air yang harus ditambahkan ke dalam 25
ml KOH 0,500 M agar diperoleh konsentrasi 0,350 M?
Solusi
Volume air harus ditambahkan = 35,7 – 25 = 10,7 ml
2.6 Stoikiometri Reaksi dalam Larutan
Hubungan kuantitatif suatu reaksi dalam larutan tepat
sama dengan reaksi ini bila terjadi dimana saja. Koefisien dalam persamaan reaksi
merupakan perbandingan mol yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal
stoikiometrinya.
Contoh Soal:
Alumunium hidroksida, Al(OH)3, salah satu
komponen antasida, dapat dibuat dari reaksi alumunium sulfat, Al2(SO4)3 dengan
natrium hidroksida, NaOH. Persamaan reaksinya adalah:
Berapa mililiter larutan NaOH 0,200 M dibutuhkan untuk
direaksikan dengan 3,50 g Al2(SO4)3?
Solusi
Mr Al2(SO4)3 = 342,2
g/mol
Mol Al2(SO4)3 = 3,5
/342,2 = 1,02 x 10-2 mol
Mol NaOH = 6/1 x mol Al2(SO4)3
=6 x1,02 x 10-2 mol=6,12 x 10-2 mol
V NaOH = mol/Molaritas = 6,12 x 10-2
mol/0,200 M =0,306 l = 306 ml
2.7 Stoikiometri Reaksi Fasa Gas
Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama
gas-gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula. Hal itu juga
berarti bahwa pada suhu dan tekanan yang sama gas-gas dengan jumlah molekul
yang sama akan mempunyai volume yang sama. Pada kondisi tekanan 1 atm dan
temperatur 0o C atau disebut juga dengan keadaan standar (Standard
Temperature and Pressure) volum 1 mol gas adalah 22,4 liter.
untuk latihan soal, klik disini
0 komentar:
Posting Komentar