Perkembangan Teori Atom
A.
Teori Atom Menurut John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton (ahli kimia bangsa Inggris)
mengemukakan gagasannya tentang atom
sebagai partikel penyusun materi. Gagasannya adalah sebagai berikut :
a.
Atom merupakan partikel terkecil
yang tak dapat dipecah lagi.
b.
Atom suatu unsur sama segala
sifatnya, sedangkan atom unsur berbeda, berlainan dalam massa dan sifatnya.
c.
Atom-atom bergabung membentuk
senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
d.
Reaksi kimia merupakan pemisahan
atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan.
B.
Teori Atom J.J. Thomson
Berdasarkan
penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan
bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang
diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson
menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel
subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:
"Atom merupakan
bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif
elektron"
C.
Teori Atom Rutherford
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans
Geiger dan Erners
Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan
hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan
adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus,
berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan
tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom
itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel
alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta
bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis,
maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang
dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara
20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
D. Teori Atom Niels Bohr
Pada
tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki
kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.
Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati
daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan
gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck.
E. Teori Atom Mekanika Gelombang (Teori atom modern)
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger
(1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian
yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara
seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”. Prinsip dasar teori mekanika kuantum: gerakan elektron dalam mengelilingi inti
bersifat seperti gelombang. Teori
Mekanika Kuantum digunakan untuk menjelaskan sifat atom dan molekul.
F.
Prinsip Ketidakpastian
Heisenberg
Diambil
dari teori mekanika kuantum
Menurut
Heisenberg: elektron yang bergerak menimbulkan perubahan dalam posisi dan
momentum setiap saat sehingga posisi dan kecepatan elektron yang bergerak
secara bersama-sama tidak dapat dilakukan secara tepat.
Prinsip
ketidakpastian Heisenberg: keberadaan elektron dalam lintasan tidak dapat
ditentukan dengan pasti, yang dapat ditemui hanyalah kebolehjadian ditemukannya
elektron.
untuk materi selengkapnya dapat download di sini.
0 komentar:
Posting Komentar